header-int

BEDAH BUKU GUSDUR: LEM PEREKAT BANGSA

Rabu, 28 Nov 2018, 09:08:39 WIB - 575 View
Share
BEDAH BUKU GUSDUR: LEM PEREKAT BANGSA

BEDAH BUKU GUSDUR: LEM PEREKAT BANGSA

 

Buku dengan judul "Gus Dur, Islam Nusantara & Kewarganegaraan Bineka - Penyelesaian Konflik Aceh & Papua 1999-2001" yang ditulis Ahmad Suaedy ini memancing minat Pusat Kajian Pascasarjana IAINU Kebumen untuk dibedah. Buku bergenre ke-NU-an dan ke-Indonesia-an ini harus sering dikaji dan diulas di hadapan para dosen dan mahasiswa S-1 maupun S-2, IAINU Kebumen. Hal tersebut sangat beralasan, karena selain IAINU yang merupakan lembaga pendidikan berbasis pada nilai-nilai ke-NU-an, IAINU juga lembaga pendidikan yang senantiasa mengusung semangat ke-Indonesia-an.

Bedah buku ini dilaksanakan kemarin (24/11) di Aula Pascasarjana IAINU Kebumen. Acara ini dihadiri oleh dekan fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen dan puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Kebumen. Pembedahan buku dilakukan oleh penulisnya, yakni Ahmad Suaedy yang juga anggota Ombudsman RI dan Gusdurian Kebumen, Ari Susilo. Acara dipandu oleh mahasiswi pascasarjana, Siti Ngazizah. 

Anggota Ombudsman RI ini menjelaskan bahwa buku ini merekam pemikiran dan aksi Gus Dur secara mendalam dalam merespon aspirasi kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan kelompok Papua merdeka. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa menghadapi kedua kelompok ini bukan perkara gampang, apa lagi sudah berlangsung permusuhan sekian lama dari mereka yang menuntut merdeka dan tindakan represif oleh aparat. Gus Dur sebelum dan setelah menjadi presiden justru merespon hal tersebut dengan pendekatan personal dan empati. Hal tersebut terlihat dengan terlibatnya Gus dur dalam hubungan secara pribadi, dialogis nan humanis dengan mereka yang menuntut merdeka. Dalam buku ini juga disebutkan keterlibatan Gus Dur dalam mendamaikan konflik di Pattani, Thailand Selatan dan Mindanao, Filipina Selatan.

Selanjutnya bagaimana pendekatan dilakukan, siapa dan apa saja kendalanya baik dari aparatur pemerintah sendiri atau pihak lain, apa saja tindakan berani serta kontroversial yang diambil Gus Dur yang lalu ditentang oleh tentara maupun politisi yang kemudian menjadi pondasi terciptanya perdamaian dan dialog konstruktif dari kedua belah pihak seperti yang kita lihat sekarang dirinci dalam bukunya, terang Suaedy.  

Setelah memaparkan isi buku, kegiatan ditutup dengan sesi diskusi dan foto bersama. Suaedy berharap bahwa bukunya dapat memberikan pembelajaran besar dan inspirasi yang sangat berharga untuk anak-anak bangsa selaku pemimpin masa depan.[]

 

(Siti Chaizatu. M)

 

Unidha
© 2024 Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen Follow Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen : Facebook Twitter Linked Youtube